24 Kabupaten Di Sulawesi Selatan

Kabupaten di Sulawesi Selatan dikenal dengan Sebutan atau Julukan 

  • Makassar: Kota Daeng Anging Mamiri Rotterdam: Kota Serambi MadinahVan Celebes: Kota Serambi Madinah
  • Sengkang: Kota Sutra: Kota Serambi Madinah
  • Palopo: Kota Idaman: Kota Serambi Madinah
  • Bulukumba: Bumi Panrita Lopi: Kota Serambi Madinah
  • Pinrang:Bumi Lasinrang: Kota Serambi Madinah
  • Makale:Rio de Janeiro van celebes: Kota Serambi Madinah
  • Maros:Butta Salewangang: Kota Serambi Madinah
  • Luwu: bumi sawerigadin
  • Bone: Kota Beradat,Bumi Arung Palakka
  • Pare-Pare: Kota Cinta,Bj.Habibie dan Ainun

 

Berbagai Julukan Kota Makassar

ilustrasi kota makassar (unsplash)
zoom-in-white
     Makassar memiliki sejarah yang kaya dan budaya yang unik, yang membuatnya mendapatkan beberapa julukan yang menarik.
Berikut adalah 5 julukan Kota Makassar yang menjadi ibu kota Sulawesi Selatan:

1. Kota Daeng

Julukan pertama yang diberikan kepada Makassar adalah "Kota Daeng". Kata "Daeng" merupakan sapaan yang diberikan kepada orang-orang yang berasal dari masyarakat kelas bawah.
Kata "Daeng" juga kerap digunakan untuk menyapa laki-laki yang lebih tua atau orang yang baru saja dikenal.

2. Kota Anging Mammiri

Julukan lain yang diberikan kepada Makassar adalah "Kota Anging Mammiri". "Anging Mammiri" secara harfiah berarti "angin yang berhembus" dalam bahasa Bugis-Makassar.
Julukan ini merujuk pada keadaan alam yang berupa pantai di sekitar kota ini. Angin yang berhembus dari pantai yang sepoy-sepoy disebut juga dengan Angin Mamiri.

3 Kota Jungpandang

Makassar juga dikenal sebagai "Kota Jungpandang", hal ini dikarenakan Makassar memiliki benteng legendaris bernama Benteng Jungpandang.
Benteng tersebut merupakan benteng peninggalan kerajaan Gowa-Tallo yang kemudian direbut Belanda dan diganti namanya menjadi Fort Rotterdam.

4. Kota Pelabuhan

Julukan berikutnya yang diberikan kepada Makassar adalah "Kota Pelabuhan". Makassar terletak di pantai barat Sulawesi, menjadikannya salah satu pelabuhan utama di Indonesia Timur.
Sejak zaman dahulu, Makassar telah menjadi pusat perdagangan dan transportasi maritim.
Pelabuhan Makassar memainkan peran penting dalam perdagangan antarnegara, baik dalam perdagangan domestik maupun internasional.

5. Kota Coto

Makassar juga dikenal sebagai kota yang memiliki kuliner yang kaya. Salah satu makanan tradisional yang dimiliki oleh kota Makassar adalah Coto Makassar.
Coto adalah makanan dengan kuah kental yang berisikan daging dan jeroan hewan, dipadukan dengan bumbu kacang, air beras, dan berbagai rempah-rempah membuat coto menjadi makanan khas Makassar yang terkenal.
Dengan berbagai julukan kota Makassar tersebut, Makassar telah memperoleh reputasi sebagai kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan potensi pengembangan di berbagai sektor.
Julukan-julukan tersebut telah memberikan gambaran tentang karakteristik dan keunggulan Kota Makassar.


Julukan 24 Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan

Julukan dan Semboyan 24 Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan 

     Sulawesi Selatan merupakan sebuah provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sulawesi. Pusat pemerintahannya berada di Kota Makassar. Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di Utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di Timur, dan selat Makassar dan laut Flores di Selatan.Secara geografis, Sulsel memiliki posisi yang strategis. Letaknya berada di tengah-tengah kepulauan Indonesia. Itulah kenapa Sulawesi Selatan dijuluki pintu gerbang Indonesia timur. Sebab, letak geografisnya yang strategis ditopang pula oleh perekonomian yang tumbuh komparatif. Dimana Selat Makassar merupakan jalur pelayaran internasional. Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah kurang lebih 45.764,53 km2. Luas wilayah tersebut terbagi menjadi 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk 9,2 juta jiwa.

Berikut adalah daftar 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan beserta profil, luas wilayah dan julukannya:

1. Kota Makassar ( kota Daeng )

Secara geografis, Makassar terletak pada 5°8′ LS 119°25′ BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Dari tahun 1971 hingga 1999, kota ini secara resmi dikenal sebagai Ujung Pandang.

Makassar berbatasan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Kota Makassar mempunyai luas 175,8 km² dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

Makassar dijuluki kota Daeng atau Kota Anging Mammiri dengan semboyan, "Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai". Artinya, orang Makassar punya semangat kepribadian yang pantang mundur.


2. Kabupaten Maros ( Butta Salewangang )

Maros merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah Utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, dan Kabupaten bone di sebelah Barat.

Luas Wilayah kabupaten Maros 1619,11 km² dan terdiri dari 14 kecamatan yang membawahi 103 Desa/kelurahan. Jumlah penduduknya mencapai 408 ribu jiwa.

Sebelum resmi dijadikan kabupaten, Maros adalah salah satu bekas daerah kerajaan di Sulawesi Selatan. Di daerah ini pernah berdiri Kerajaan Marusu' dengan raja pertama bergelar Karaeng Loe Ri Pakere.

Maros dijuluki sebagai Butta Salewangang atau tanah yang makmur dan sejahtera.


3. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) ( Bumi Batara Siang )

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak di pesisir Pantai Barat Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 12.362,73 km² dengan luas wilayah daratan 898,29 km² dan wilayah laut 11.464,44 km².

Pangkep berbatasan dengan kabupaten Barru di sebelah Utara, kabupaten Maros, Makassar di Selatan, kabupaten Bone dan Kabupaten Maros di Timur, serta provinsi Kalimantan Timur, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat serta Bali/Selat Makassar di wilayah Barat.

Jumlah penduduk di kabupaten Pangkep mencapai 345.775 jiwa dan didominasi oleh sektor pertanian dan perikanan.

Asal kata Pangkajene dipercaya berasal dari sungai besar yang membelah kota Pangkep. Pangka berarti cabang, dan Je'ne berarti air. Ini mengacu pada sungai yang membelah kota Pangkep yang membentuk cabang.

Pangkep dijuluki sebagai Kota Bandeng karena sebagian wilayah daratannya merupakan area tambak yang menghasilkan ikan bandeng.

Sementara, semboyan daerah ini adalah Kualleangi tallanga natowalia yang berarti "Lebih Baik Tenggelam Daripada Surut Kembali".


4. Kabupaten Barru ( Kita Hibrida/ Kota Santri )

Barru memiliki luas wilayah 1.174,72 km² yang terbagi ke dalam 7 kecamatan. Jumlah penduduknya mencapai 186.910 jiwa.

Secara geografis, Barru berbatasan dengan kota Parepare di sebelah Utara, Kabupaten Bone, Soppeng, dan Sidrap di sebelah Timur, Pangkep dan selat Makassar di sebelah Barat dan kabupaten Bone di sebelah Selatan.

Nama Barru berasal dari nama sejenis pohon yang oleh masyarakat Bugis menyebutnya sebagai pohon Aju Berru. Karena dahulu, wilayah tersebut ditumbuhi banyak pohon Aju Berru.

Barru dijuluki sebagai Bumi Colliq Pujie dan kota santri. Sebab di Barru terdapat pesantren terbesar di Indonesia Timur yaitu DDI Mangkoso.


5. Kota Parepare ( Kota Tercinta Habibie-Ainun, Bandar Madanih )

Kota Parepare merupakan daerah terkecil di Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya hanya 99,33 km² yang terbagi ke dalam empat kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 154.854 jiwa.

Parepare berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di utara, Kabupaten Sidenreng Rappang di timur, Kabupaten Barru di selatan, dan Selat Makassar di barat.

Kota Parepare dijuluki Kota Cinta Habibie Ainun, karena daerah ini merupakan tempat kelahiran Presiden Republik Indonesia ke-3 yaitu B.J. Habibie

Kota Parepare punya semboyan "Massedi Siri Massidi gau". Artinya, satu prinsip dan satu perbuatan.


6. Sidenreng Rappang (Sidrap) ( Kota Beras )

Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki luas wilayah 1.102,10 km² terbagi ke dalam 11 kecamatan. Jumlah penduduknya berkisar 301.972 jiwa.

Sidrap berbatasan langsung dengan kabupaten Pinrang dan Enrekang di sebelah utara, Kabupaten Luwu dan Wajo sebelah timur, Kabupaten Pinrang dan Parepare di sebelah Barat dan Kabupaten Barru dan Soppeng di sebelah Selatan.

Kondisi topografi Sidrap merupakan wilayah berupa dataran rendah sehingga membuat daerah ini sangat cocok bagi pengembangan sektor pertanian. Khususnya tanaman padi.

Sidrap dijuluki sebagai Bumi Nene Mallomo, yang berasal dari kisah masyarakat setempat. Warga setempat menjunjung tinggi semboyan "Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata".

Artinya, hanya dengan kerja keras dan ketekunan yang diikuti dengan doa, akan mudah mendapatkan ridho Allah SWT.


7. Pinrang ( Bumi Lasinrang, Pindang Berseri )

Kabupaten Pinrang memiliki luas 1.961,77 km² dan terbagi ke dalam 12 kecamatan. Jumlah penduduknya mencapai 411.795 jiwa.

Pinrang berasal dari bahasa Bugis yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa".

Hal ini disebabkan pada awal pembukaan daerah Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan dikelilingi rawa.

Pinrang berbatasan sebelah utara dengan kabupaten Tana Toraja, sebelah timur dengan kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang, sebelah barat ada kabupaten Polman Provinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar, dan sebelah Selatan dengan kota Parepare.

Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat areal pertambakan sepanjang pantai. Pada dataran rendah didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan.

Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sektor pertanian.

Pinrang dijuluki sebagai Bumi Lasinrang. Daerah ini punya semboyan Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, yang berarti kebersamaan, kekeluargaan, dan perrsatuan.


8. Enrekang ( Kota Massenrempulu )

Kabupaten Enrekang memiliki luas wilayah 1.786,01 km² terdiri dari 12 kecamatan. Jumlah penduduk kabupaten ini mencapai 225.172 jiwa.

Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja, sebelah selatan dengan kabupaten Luwu, sebelah timur dengan kabupaten Sidrap dan sebelah barat dengan kabupaten Pinrang.

Kabupaten ini pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47-3.293 m dari permukaan laut (mdpl) serta tidak mempunyai wilayah pantai.

Secara umum, keadaan topografi wilayah Enrekang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan.

Enrekang dijuluki sebagai Bumi Massenrempulu. Sementara, Enrekang memiliki semboyan "Tana Rigalla Tana Riabbusungi" yang berarti tanah yang dikeramatkan dan dihormati.


9. Tana Toraja ( Bumi Lakipadada )

Tana Toraja memiliki luas wilayah 2.054,30 km² dan terbagi menjadi 19 kecamatan. Jumlah penduduknya sebanyak 291.046 jiwa.

Daerah ini merupakan salah satu objek wisata unggulan di provinsi Sulawesi Selatan. Suku Toraja mendiami daerah pegunungan dan masih mempertahankan gaya hidup Austronesia yang asli.

Tana Toraja berbatasan dengan kabupaten Toraja Utara dan provinsi Sulawesi Barat di sebelah utara, kabupaten Enrekang dan Pinrang di sebelah barat, kabupaten Luwu di Timur dan provinsi Sulawesi Barat di sebelah barat.

Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan dengan keadaan lerengnya curam, yakni rata-rata kemiringannya diatas 25 persen.

Tana Toraja dijuluki sebagai Bumi Lakipadada, kisah pahlawan yang merupakan penduduk setempat. Sementara, semboyan masyarakatnya adalah "Misa' Kada Dipotuo, Pantan Kada Dipomate" artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.


10. Toraja Utara ( Negeri Atas Awan )

Kabupaten Toraja Utara dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja. Luasnya mencapai 1.151,47 km2, dan terdiri dari 21 kecamatan.

Toraja Utara memiliki penduduk berjumlah 268.198 jiwa berdasarkan data registrasi penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022.

Secara geografis, Toraja Utara berada di sebelah utara dari kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sebelah timur berbatasan dengan Luwu, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja.

Di tengah Kota Rantepao sebagai ibukota kabupaten Toraja Utara, melintang sungai terpanjang yang ada di Sulawesi Selatan yakni Sungai Saddang.

Toraja Utara dijuluki Bumi Pongtiku, nama dari pahlawan setempat. Sementara, masyarakat Toraja Utara juga memegang teguh semboyan "Misa' Kada Dipotuo, Pantan Kada Dipomate", artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.


11. Palopo ( Kota Idaman )

Palopo sebelumnya berstatus daerah administratif sejak 1986 dan merupakan bagian dari Kabupaten Luwu. Pada tahun 2002, wilayah ini kemudian berubah menjadi kota.

Kota Palopo memiliki luas wilayah 247,52 kilometer persegi atau sama dengan 0,39% dari luas wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah penduduknya mencapai 184.681 jiwa.

Kota Palopo sebagai sebuah daerah otonom berbatasan dengan kecamatan Walenrang, kabupaten Luwu di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bua, kabupaten Luwu, dan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tondon Nanggala, kabupaten Tana Toraja.

Palopo dijuluki sebagai kota Idaman, yang berarti Indah, damai dan nyaman.


12. Luwu ( Bumi Sawerigading )

Luas wilayah Kabupaten Luwu mencapai 3.098,97 km². Sementara, jumlah penduduknya berkisar 305.521 jiwa

Kabupaten Luwu berbatasan dengan kabupaten Luwu Utara dan kota Palopo di sebelah utara, Teluk Bone di sebelah timur, kota Palopo dan kabupaten Wajo di sebelah selatan, dan kabupaten Tana Toraja dan kabupaten Enrekang di sebelah barat.

Tiga kabupaten di Sulsel yakni kabupaten Luwu Utara, kabupaten Luwu Timur dan kota Palopo, merupakan hasil pemekaran wilayah kabupaten Luwu Raya. Pemekaran Palopo membuat Luwu menjadi salah satu kabupaten/kota di Indonesia yang wilayahnya tidak menyatu.

Luwu dikenal pula dengan istilah Bumi Sawerigading. Daerah ini memiliki semboyan "Wanua Mappatuo Naewai Alena" artinya tanah yang sangat subur.


13. Luwu Utara ( Bumi Lamaranginang )

Kabupaten Luwu Utara memiliki luas wilayah 7.502,58 km² dengan jumlah penduduk 327.820 jiwa. Luwu Utara dibentuk berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 merupakan pecahan dari kabupaten Luwu.

Wilayah kabupaten Luwu Utara merupakan paling utara di provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari pantai, dataran rendah hingga pegunungan.

Secara administrasi, pemerintahan Luwu Utara terbagi menjadi 15 kecamatan, 7 kelurahan dan 166 desa. Sementara, terdapat sekitar delapan sungai besar yang mengaliri wilayah Kabupaten Luwu Utara, diantaranya, sungai Rongkong dengan panjang 108 km yang melewati 3 Kecamatan, yaitu Sabbang, Baebunta dan Malangke.

Letak geografis Luwu Utara adalah bagian selatan berbatasan dengan kabupaten Luwu, kabupaten Toraja Utara dan Teluk Bone. Bagian barat dengan Provinsi Sulawesi Barat, sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Luwu Timur dan sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah.

Luwu Utara dijuluki Bumi Lamaranginang, dengan semboyan Tana Masakke Lipu Maraninding. Artinya tanah yang aman, tentram dan damai.


14. Luwu Timur ( Bumi Batara Guru )

Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone, batas sebelah barat merupakan kabupaten Luwu Utara.

Luwu Timur memiliki luas wilayah 6.945 km² dan Malili adalah ibu kotanya. Jumlah penduduknya mencapai 305.521 jiwa.

Kabupaten ini adalah hasil pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada 25 Februari 2003.

Luwu Timur dijuluki Bumi Batara Guru, artinya tuan terhormat. Kisah Batara Guru tercantum dalam karya sastra terpanjang di dunia yaitu I La Galigo.


15. Kabupaten Bone ( Kota Beradat , Bumi Arung Palakka )

Kabupaten Bone adalah salah satu daerah otonom di provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Watampone.

Bone memiliki luas wilayah 4.559 km² dengan jumlah penduduk lebih 700.000 jiwa. Daerah ini merupakan kabupaten terluas ketiga yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah kecamatan sebanyak 27.

Berdasarkan posisi geografisnya, kabupaten Bone memiliki batas utara bersebelahan dengan kabupaten Wajo dan Soppeng, di selatan ada kabupaten Sinjai dan Gowa, di barat ada kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru, dan di Timur ada Teluk Bone.

Daerah ini dijuluki Bumi Arung Palakka. Orang Bone punya semboyan Sumange Tealara. Sumange berarti penggabungan antara jiwa dan raga, sedangkan Tealara berarti tidak terpisah yang menggambarkan keyakinan diri.


16. Soppeng ( Kota Kalong, Bumi Latemmamala )

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.500,00 km² dan punya penduduk sekitar 223.826 jiwa. Ibu kota Soppeng terletak di Watansoppeng.

Soppeng berbatasan langsung dengan kabupaten Bone di sebelah selatan, sebelah timur kabupaten Wajo, sebelah utara kabupaten Sidenreng Rappang dan di sebelah barat kabupaten Barru.

Soppeng dijuluki sebagai kota Kalong karena hampir seluruh wilayah di kota ini ada kelelawar. Semboyan hidup masyarakat Soppeng adalah "Dongiri Temmatipa Salipuri Temmadinging, Wesse Temmakapa".


17. Wajo / Sengkang ( Kota Sutera )

Wajo memiliki luas wilayah 2.506,19 km² dengan jumlah penduduk sekitar 379.396 jiwa.

Batas wilayah kabupaten Wajo sebagai berikut. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Luwu dan kabupaten Sidrap, di selatan ada kabupaten Bone dan Soppeng, di Timur ada Teluk Bone dan sebelah barat ada kabupaten Soppeng dan Sidrap.

Wajo dijuluki sebagai Kota Sutera atau Kampung Penenun. Sebab, daerah ini dikenal sebagai penghasil sutra terbaik.

Wajo juga memiliki semboyan, "Maradeka To Wajoe Ade'na Napopuang" yang berarti orang Wajo bebas merdeka, hanya adat yang dijunjung.


18. Sinjai ( Sinjai Bersatu, Butta Panrita Kitta )

Kabupaten Sinjai terletak di pantai timur bagian selatan jazirah Sulawesi selatan yang berjarak lebih kurang 223 km dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 259.478 jiwa.

Sinjai punya batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Bone, di sebelah timur dengan Teluk Bone, di sebelah selatan dengan kabupaten Bulukumba dan di sebelah barat dengan kabupaten Gowa.

Secara ekonomi, daerah ini memiliki letak strategis karena memiliki dua jalur perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota kabupaten atau kota provinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Sedang, jalur laut digunakan untuk hubungan antar daerah di luar provinsi Sulawesi Selatan.

Daerah ini dikenal dengan julukan Bumi Panrita Kitta'. Sinjai dikenal dengan semboyan "Sinjai Bersatu" yang bermakna, bersih hati dan niat untuk bersatu padu memajukan bangsa.


19. Bulukumba ( Butta Panrita Lopi )

Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 1.154,58 km² dan jumlah penduduk 437.610 jiwa. Secara administrator pemerintahan, daerah ini terdiri atas 10 kecamatan, 27 kelurahan, serta 109 desa.

Kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Sinjai di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, dan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bantaeng.

Penduduk di kabupaten Bulukumba dari berbagai macam suku bangsa yang sebagian besar adalah suku Bugis dan Makassar. Selain itu terdapat juga satu suku yang masih memegang teguh tradisi leluhur dengan mempertahankan pola hidup tradisional yang jauh dari kehidupan modern, yakni Suku Kajang.

Daerah ini juga biasa dikenal dengan istilah Bumi Panrita Lopi'. Sementara, Bulukumba memiliki semboyan "Mali' Siparappe, Tallang Sipahua", yang berarti memiliki tekad yang tangguh dan bertanggung jawab.


20. Bantaeng ( Butta Toa )

Luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395.83 km2. Sementara, jumlah penduduknya berkisar 196.716 jiwa.

Letak Kabupaten berbatasan di utara dengan kabupaten Gowa dan Bulukumba, di timur berbatasan dengan sebagian wilayah Bulukumba, selatan dengan Laut Flores, dan barat berbatasan dengan kabupaten Jeneponto.

Bantaeng juga dikenal dengan julukan "Butta Toa". Konon Bantaeng memiliki latar belakang sejarah yang panjang, karena terbentuk sejak tanggal 7 Desember 1254.


21. Jeneponto ( Butta Turatea, Kota Kuda )

Kabupaten Jeneponto memiliki luas wilayah 749,79 km² dan jumlah penduduknya sebanyak 415.462 jiwa. Ibu kota Kabupaten Jeneponto berada di desa Bontosunggu.

Daerah ini berbatasan dengan kabupaten Gowa dan Takalar di sebelah utara, kabupaten Bantaeng di sebelah timur, kabupaten Takalar sebelah barat dan Laut Flores di sebelah selatan.

Julukan Kabupaten Jeneponto adalah 'Negeri Kuda' dan 'Bumi Turatea'. Sementara semboyannya yakni, "abbulo sibatang accera sitongka-tongka".

Artinya nilai-nilai luhur yang tumbuh dari masyarakat dan dilandasi oleh semangat persaudaraan dan kebersamaan.


22. Takalar ( Butta Panrannuangku )

Kabupaten Takalar memiliki luas wilayah 566,51 km² dengan jumlah penduduknya mencapai 304.856 jiwa. Ibu kotanya terletak di Pattallassang.

Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Takalar memiliki batas wilayah, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Gowa dan Jeneponto. Di sebelah utara, berbatasan dengan kabupaten Gowa. Sedangkan di sebelah barat dan selatan dibatasi oleh Selat Makassar dan Laut Flores.

Takalar juga dikenal dengan sebutan Butta Panrannuangku. Yang berarti tanah yang membawa kebahagiaan atau tanah harapan.


23. Gowa ( Butta Bersejarah )

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,33 km² dan jumlah penduduk sebanyak 768.682 jiwa. Gowa meliputi 9 kecamatan dan ibukotanya terletak di kecamatan Somba Opu.

Gowa punya batas wilayah dengan kabupaten Maros dan kota Makassar di Utara, kabupaten Takalar dan Jeneponto di Selatan, kabupaten Sinjai Bulukumba dan Bantaeng di Timur, dan kota Makassar serta Kabupaten Takalar di utara.

Daerah ini memiliki julukan Gowa Bersejarah. Sebab, Kabupaten Gowa punya sejarah panjang sebelum kemerdekaan.

Dulunya, Gowa merupakan sebuah kesultanan. Salah satu Rajanya yang paling terkenal adalah Sultan Hasanuddin.

Masyarakatnya senantiasa berpegang teguh pada semboyan hidup "Tanahku terbuka bagi semua bangsa". Dengan prinsip keterbukaan dan kebersamaan itu, maka Gowa cepat berkembang.


24. Kepulauan Selayar ( Tana Doang )

Kepulauan Selayar memiliki luas wilayah sebesar 1.357,03 km² dan jumlah penduduk sebanyak 137.071 jiwa. Letaknya di ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari utara ke selatan.

Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan.

Gugusan pulau di kabupaten Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah. Tujuh diantaranya kadang tidak terlihat atau tenggelam pada saat air pasang.

Selayar berbatasan dengan kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone di sebelah utara, Laut Flores di timur, provinsi Nusa Tenggara Timur di selatan dan laut flores dan selat Makassar di bagian barat.

Dengan kondisi geografis yang ada, pulau Pasilambena merupakan kecamatan terjauh, yang berjarak lebih 193 km dari ibukota kabupaten yaitu Benteng.

Kepulauan Selayar juga dikenal dengan nama Tana Doang. Artinya tanah yang penuh keberkahan dan tempat berdoa.

 

Kuliner Khas Sulawesi Selatan

 Makanan Khas yang ada di Sulawesi Selatan

 9 Kue Tradisional Sulawesi Selatan Favorit yang Wajib Dicicipi

(putu cangkir)

Makanan khas Sulawesi SelatanMakanan khas Sulawesi Selatan (Sulsel) punya cita rasa yang memikat hati. Tak heran bila pecandu makanan tidak ingin melewatkan buat merasakan kelezatannya yang bikin ketagihan.

Ragam makanan khas Sulawesi Selatan memang menggugah selera. Anda mampu menikmati pilihannya mulai dari camilan manis, kaya akan rempah, hingga pedas.

Sulawesi merupakan pulau yang terletak di sebelah timur Indonesia, tepatnya terletak di antara pulau Kalimantan di sebelah barat serta Kepulauan Maluku sebelah di sebelah timur. Penduduk pulau Sulawesi rata- rata didominasi oleh suku Bugis- Makassar yang mayoritas dari mereka merupakan orang dagang.

Di pulau Sulawesi ada 6 buah provinsi, ialah provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Gorontalo.

Pulau Sulawesi tercantum pulau yang ramai didatangi oleh para turis lokal ataupun mancanegara.

Keelokan alam serta laut pulau Sulawesi memunculkan energi tarik yang begitu kokoh sehingga membuat sekian banyak orang berbondong- bondong tiba ke pulau tersebut. Tidak hanya keelokan pariwisatanya, pulau Sulawesi pula populer dengan suguhan kuliner yang bermacam-macam.

Nama-nama makanan khas sulawesi selatan yang terkenal dikalangan masyrakat sulawesi maupun diluar daerah :

 

1. Pisang Ijo 

Resep Es Pisang Ijo Kuliner Tradisional Khas Makassar 

Pisang ijo atau es pisang ijo adalah sejenis makanan khas Makassar di Sulawesi Selatan, terutama di kota Makassar. Makanan ini terbuat dari bahan utama pisang yang dibalut dengan adonan tepung berwarna hijau. Cara memasaknya dengan mengukus di dandang. Adonan tersebut dibuat dari tepung, air, dan pewarna hijau yang terbuat dari campuran air dengan daun suji atau pandan. Di Makassar, Pisang ijo akan sering ditemui ketika bulan ramadhan tiba, sebab menu pisang Ijo merupakan salah satu menu buka puasa favorit warga Makassar.

 

2. Bassang

 Sajian Spesial Bubur Bassang, Manisnya Bikin Harimu Sweet

Bassang merupakan makanan khas dari kelompok etnik suku Makassar di Sulawesi Selatan. Makanan ini sejenis bubur yang terbuat dari jagung pulut (jagung ketan), tepung terigu, air, gula dan garam. Bassang lebih baik dihidangkan dalam keadaan panas dan diberi gula pasir secukupnya pada waktu disajikan

 

3. Coto Makassar 

Resep Coto Makassar Asli Kuah Kental Isi Daging dan Jeroan, Masak Pakai Air  Tajin

Coto makassar atau Pallu coto mangkasarak adalah hidangan tradisional Suku Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris, lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Biasanya, Coto makassar dihidangkan dalam mangkuk dan dinikmati dengan ketupat dari daun kelapa dan burasa, yakni sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang. Coto Makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa, tepatnya di Kabupaten Gowa pada abad ke-16. Dahulu, hidangan coto bagian daging sapi sirloin dan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan. Sementara bagian jeroan disajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan. 

 

4. Kapurung 

Kapurung Ikan Istimewa Khas Sulawesi Selatan - Resep | ResepKoki

Kapurung (Bahasa Tae': Pugalu) adalah salah satu makanan khas tradisional di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat daerah Luwu Raya (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu Tengah) juga di Tawau, Sabah, Malaysia yang dihuni masyarakat mayoritas orang Sulawesi Selatan.

Makanan ini terbuat dari sari atau tepung sagu. Kapurung dimasak dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka sayuran. Meski makanan tradisional, kapurung mulai populer. Selain ditemukan di warung-warung khusus di Makassar juga telah masuk ke beberapa restoran, bersanding dengan makanan modern. 

 

5. Roti Maros 

5 Resep Roti Maros, Kuliner Khas Sulawesi Selatan

Roti Maros adalah makanan khas dari daerah Bugis-Makassar. Roti ini mengambil nama daerah asal pembuatannya, yakni Kabupaten Maros. Sebelum dikenal oleh masyarakat luas hingga seantero Provinsi Sulawesi Selatan, Roti Maros merupakan roti kampung biasa, yang konon dibuat bagi konsumsi masyarakat menengah ke bawah. Seiring waktu, industri rumah tangga pembuat Roti Maros pun berkembang. Pada awalnya, bentuk Roti Maros masih seperti bakpao berwarna putih. Begitu pula dengan cara pembuatannya hanya menggunakan alat-alat yang cukup sederhana. Biasanya, digunakan alat pemanggang roti yang dindingnya terbuat dari batu bata. Sementara mesin pompa digunakan untuk membuat pembakaran. Saat ini, pembuat Roti Maros sudah menggunakan peralatan modern, seperti oven berbahan bakar gas elpiji, mixer, rak roti, loyang, dan proofing final box' untuk mempercepat pengembangan adonan roti dan mempercantik kulit roti setelah dipanggang. Dahulunya, Roti Maros dibungkus dengan plastik bening, setelah itu ditutup dengan kertas roti. Namun, sejak harga kertas roti mahal pada tahun 1990-an, kertas roti diganti dengan kertas koran, yang ternyata justru menjadi ciri khas Roti Maros.

Ciri khas : Roti Maros mirip dengan roti kasur dan dibuat sama dengan roti pada umumnya dengan menggunakan tepung terigu, akan tetapi yang membedakannya adalah resep khusus pada isi rotinya yang dibuat secara turun-temurun berupa selai khas Maros. Dengan kata lain, Roti Maros ini memiliki rasa yang khas dengan roti pada umumnya. 

 
 
6. Tenteng Malino
 
 Tenteng Malino - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 
Tenteng Malino adalah makanan khas Makassar yang berasal dari dari Kota Malino, Gowa, Sulawesi Selatan yang mana makanan ini sangatlah sederhana. Bahan dasar dari Makanan ini adalah Gula merah dan Kacang tanah. Aslinya, bentuk kemasan makanan ini berbentuk seperti permen dengan pembungukus dari Kulit jagung. Tapi seiring perkembangan, Kemasannya diganti menjadi plastik. Pembuatan makanan ini dimulai dari mencairkan gula merah pada wajan atau panci sampai mengental lalu dicampurkannya Kacang tanah ke dalam lumeran Gula merah. Diaduk hingga mulai mendingin dan dicetak sesuai ukuran dan dikemas dengan plastik.  
 

7. Baje'
 
Indonesia.go.id - Sensasi Golla Kambu, Wajiknya Mandar

Bajek atau Wajek adalah salah satu kue khas asal dari etnis Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi yang terbuat dari beras ketan yang dicampur santan dan gula merah. Makanan manis ini bisa bertahan beberapa hari, jika disimpan dalam wadah tertutup. Baje biasanya dibungkus dalam daun pisang kering dan saat ini sudah tersedia varian berupa rasa durian dan rasa kacang.

 Baje Kotu Snack Toraja South Sulawesi Foto Stok 1118655749 | Shutterstock

Baje’ memiliki nilai filosofi. Karena berasa manis dan lengket—mengikat satu sama lain. Antara satu butir songkolo dengan butir yang lain sulit dipisahkan dan ini menunjukkan nilai persatuan. Selain itu, rasa manis berarti memberi harapan agar kehidupan bisa berjalan dengan manis alias jauh dari marabahaya. Rasa manis inilah yang diharapkan membawa tuah dalam kehidupan. Sedangkan proses membuat yang mudah dibuat namun bermanfaat menunjukkan pula jika ingin berbuat baik, maka sebaiknya jangan terlalu mempersulit diri.
 
 
8. Jipang 
 
Jipang - Pesona Wisata Kabupaten BanjarnegaraJipang Kacang, Diproduksi Sejak Nenek Moyang

Jipang, bipang atau Brondong Beras adalah jenis makanan ringan tradisional yang terbuat dari beras atau beras ketan. Kata bipang diserap dari bahasa Hokkien bí-phang[1] (米芳; pinyin Mandarin = mǐ fāng) yang berarti "beras yang harum atau wangi", merujuk kepada penganan dari berondong beras. Bipang merupakan salah satu cemilan rakyat populer dari Tiongkok. Para perantau asal Tiongkok yang tiba di Indonesia pada masa lalu memperkenalkan bipang untuk dijual sebagai cemilan. Beberapa usaha pembuatan bipang tradisional yang mereka rintis masih bertahan hingga kini, salah satunya Toko Bipang Jangkar di Pasuruan, Jawa Timur yang telah beroperasi sejak tahun 1940.

Proses pembuatan : Jipang merupakan cemilan rakyat yang dikenal di banyak daerah di Indonesia. Masing-masing daerah mempunyai metode pembuatan dan bahan yang berbeda-beda. Selain itu, proses pembuatan skala besar di pabrik pun tidak sama dengan proses pembuatan di masing-masing keluarga. Bahan utama yang diperlukan dalam membuat jipang beras adalah beras dan gula pasir. Beras yang cocok dijadikan jipang biasanya berasal dari gabah yang telah disimpan selama tiga sampai empat hari. Menurut produsen jipang, makanan ringan ini justru diminati saat musim hujan sementara pada musim kemarau permintaan akan turun. Alasannya karena pembeli menghindari cemilan yang membuat haus pada saat musim kemarau. Pembuatan jipang biasanya dilakukan di pabrik menggunakan alat khusus di mana beras dimasak (dipanggang) dengan kompor gas bertekanan tinggi. Pada proses ledakan, bahan baku beras berubah menjadi butiran berondong. Butiran-butiran ini dicampurkan dengan karamel yang rasanya manis. Sebelum mengeras, adonan dihamparkan di meja untuk dipadatkan kemudian diiris sesuai ukuran. Di daerah Lahat, Sumatera Selatan, jipang merupakan cemilan khas lebaran yang metode pembuatannya berbeda dengan jipang produksi pabrik. Jipang khas Lahat dibuat secara manual dengan bahan dari beras ketan. Jipang rumahan ini harus melewati proses pencucian, perendaman, pengukusan, pengolesan dengan gula merah, penjemuran di bawah sinar matahari, hingga pada akhirnya digoreng.

 

 9. Baroncong

Resep Pukis waluh/ baroncong, ala kampung bugis oleh mery_reyhan - Cookpad

Baroncong atau Buroncong (diucapkan : barΓ³ncoΕ‹) atau juga Guroncong adalah nama kue tradisional khas masyarakat etnis Suku Makassar, di Sulawesi Selatan, Indonesia. Jenis kue ini memiliki rasa yang gurih, bentuknya seperti busur atau setengah lingkaran, atau mirip dengan Kue Pukis. Kue ini juga serupa dengan kue Pancong di Jawa, kue Bandros di Jakarta atau kue Kui-kui di Polewali Mandar. Kue ini umumnya mudah ditemukan di pagi hari, khususnya di kawasan Pantai Losari. Harganya berkisar antara Rp.1.500 - Rp. 3.000. Para penjual menjajakan kue ini dalam gerobak yang dilengkapi dengan cetakan khusus beserta kompornya. Para penjual kue Baroncong di Makassar dan Gowa kebanyakan adalah laki-laki yang disebabkan perlu tenaga lebih untuk mendorong gerobak jualan. 

 

10. Sop Saudara 

Sop Saudara Makasar | Tastemade

Sop saudara merupakan masakan khas dari Sulawesi Selatan (tepatnya dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan) berupa hidangan berkuah dengan bahan dasar daging sapi yang biasanya disajikan bersama bahan pelengkap seperti bihun, perkedel kentang, jeroan sapi (misalnya, paru goreng), dan telur rebus.Masakan ini umum dikonsumsi bersama dengan nasi putih dan ikan bolu (bandeng) bakar.

Sejarah : Konon, sop saudara berawal dari H. Dollahi yang merupakan seorang pelayan dari H. Subair, seorang penjual sop daging yang cukup terkenal di Makassar pada era tahun 1950-an. Keduanya adalah warga kampung Sanrangan Pangkep yang mengadu peruntungan untuk meneruskan hidup dengan membuka warung makan. Setelah selama 3 tahun berkongsi, H. Dollahi pun memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri pada tahun 1957 dengan membawa nama Sop Saudara yang membuka lapak di kawasan Karebosi, Makassar. Racikan H. Dollahi ini ternyata mampu menarik minat pecinta kuliner baik bagi warga asli maupun pendatang. Nama Sop Saudara yang unik ini dipilih karena terinspirasi dari nama "coto paraikatte" (biasa dijadikan nama warung yang menjual Coto Makassar). Dalam bahasa Makassar "paraikatte" berarti "saudara" atau "sesama". Dengan nama tersebut, H. Dollahi berharap semua orang yang makan di warung ini akan merasa bersaudara dengan pemilik, pelayan dan sesama penikmat Sop Saudara.

 

11. Barongko 

Barongko Khas Bugis, Makassar. Dimakan Dingin Lebih Nikmat. - YouTube

Barongko merupakan makanan khas di Sulawesi Selatan khususnya bagi suku Bugis dan suku Makassar. Barongko artinya singkatan dari barangku mua udoko (bahasa Bugis), yang artinya barangku sendiri yang kubungkus. Maksudnya, adonan yang bahan bakunya adalah pisang, juga dibungkus dengan daun pisang . Bahan adonan untuk membuat barongko terdiri dari pisang kepok yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir, dan garam. Sedangkan bahan pembungkus adonan barongko adalah daun pandan dan daun pisang. Barongko dibuat melalui pengukusan. Pada masa kerajaan-kerajaan suku Bugis dan suku Makassar, barongko hanya disajikan untuk para raja. Penyajiannya kemudian meluas ke masyarakat suku Bugis dan suku Makassar. Barongko disajikan sebagai camilan dalam upacara perkawinan adat dan upacara adat lainnya. Barongko memiliki makna filosofis berkaitan dengan hubungan antara adonan dan pembungkusnya. Pemerintah Indonesia telah menetapkan barongko sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia

 

12. Sup Konro 

5 Resep Sup Konro, Hidangan Lezat Spesial Khas Makassar, Yuk Masak di  Rumah! | Orami

Sup konro atau Pallu konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Etnik Makassar. Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan burasa dan ketupat yang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Rasa pedas dan berbumbu ini dibuat dari campuran rempah-rempah, seperti ketumbar, keluwak (buah yang menyebabkan masakan berwarna hitam), sedikit pala, kunyit, kencur, kayu manis, asam, daun lemon, cengkih, dan daun salam.

Variasi

Konro bakar, makanan khas Makassar, Sulawesi Selatan.

Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro. Konro bakar biasanya juga disajikan dengan disertai kuah sup yang terpisah. 

 

13. Pallu Basa 

Pallubasa Makanan Khas Makassar - ARSY Tours & Travel | Tour Operator  Travel Agent Sulawesi Makassar

Pallu basa adalah makanan tradisional Suku Makassar, Sulawesi Selatan. Seperti Coto Mangkasara (Coto Makassar), Pallu basa juga terbuat dari jeroan (isi dalam perut) sapi atau kerbau. Proses memasaknya pun hampir sama dengan Coto Makassar, yaitu direbus dalam waktu lama. Setelah matang, jeroan yang ditambah dengan daging itu diiris-iris, kemudian ditaruh/dihidangkan dalam mangkuk. Asal kata pallu basa terdiri dari dua kata yaitu pallu dan basa yang artinya masak/memasak dan basah/kuah. Dahulu, Pallu basa dengan daging sapi sirloin dan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan, sementara bagian jeroan disajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan. Kini, penjual-penjual Pallu basa memberikan bermacam-macam pilihan daging sapi atau jeroan untuk dihidangkan. Yang membedakan Pallu basa dengan Coto Makassar adalah bumbunya yang diracik khusus. Selain itu, Coto Makassar dimakan bersama ketupat, sementara Pallu basa dimakan bersama nasi putih

 

14. Pallu Butung 

Resep Es Pallu Butung - Lifestyle

Pallu Butung atau Pallu Santang adalah makanan khas Sulawesi Selatan, makanan ini sering dijadikan hidangan untuk berbuka puasa di saat bulan Ramadan. Pallu Butung ini hampir mirip dengan Pisang Ijo. Pallu Butung terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula pasir, daun pandan, vanili dan garam yang kemudian sampai matang dan kental. lalu dimasukkan potongan-potongan pisang raja yang juga sudah masak lalu diaduk. Pallu Butung dapat dihidangkan hangat-hangat, juga bisa dihidangkan dingin dengan menambah parutan es di atasnya. Pallu Butung juga bisa ditambahkan sedikit sirup untuk menambah warna dan rasa manis. 

 

15. Pa'piong 

Mengenal Pa' Piong, Makanan Khas Toraja yang Unik dan Bernilai Budaya -  tribuntoraja.com

Pa'piong adalah masakan khas Toraja yang terdiri atas daun miana (Coleus blumei) dicampur dengan daging babi, ayam kampung atau ikan mas. Daging di dalamnya tercerai berai dan bercampur dengan parutan kelapa yang menguning karena bumbu. Bumbu yang digunakan antara lain rajangan bawang merah dan bawang putih, garam, potongan jahe, dan batang serai untuk menghilangkan bau amis. Setelah dibungkus daun miana, pa'piong dimasukkan ke dalam batang bambu dan dibakar. Daun miana berwarna ungu dan rasanya agak pahit. Piong sendiri di Toraja berarti sejenis lemang. Pa’piong dahulu disajikan pada acara-acara penting atau upacara- upacara adat. Saat ini, pa' piong telah disajikan secara awam oleh masyarakat Toraja. 

 

16. Jalangkote 

Apa itu Jalangkote? Kuliner Khas Makassar yang Dimakan Pakai Sambal, Cuma  25 Menit Jadi 38 Buah - TribunNews.com

Jalangkote adalah makanan ringan khas Etnik Makassar di Sulawesi Selatan, yang bentuknya serupa dengan kue pastel. Bedanya pastel memiliki kulit yang lebih tebal dibandingkan jalangkote dan bila pastel dimakan bersama cabai rawit, jalangkote dimakan bersama sambal cair campuran cuka dan cabai. Jalangkote memiliki isi wortel dan kentang yang dipotong dadu, tauge, serta laksa yang ditumis dengan menggunakan bawang putih, bawang merah, merica, dan bumbu-bumbu lainnya. Beberapa jalangkote menambahkan seperempat atau setengah telur rebus dan daging cincang; termasuk daging sapi, daging ayam, ataupun seafood untuk isinya. Kulit jalangkote terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur, santan, susu bubuk, mentega, dan garam

 

17. Palumara 

Resep Palumara Khas Makassar - MAHI

Palumara adalah sebuah hidangan tradisional khas Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Hidangan ini terkenal dengan kuah sup ikan yang gurih dan kaya rempah. Palumara biasanya disajikan sebagai makanan utama dalam acara-acara spesial atau perayaan di daerah tersebut.

Bahan-bahan : Bahan-bahan utama dalam palumara adalah ikan segar, seperti ikan tenggiri atau kakap, yang dipotong menjadi potongan kecil. Selain itu, rempah-rempah seperti lengkuas, daun jeruk, serai, jahe, dan bawang putih juga digunakan untuk memberikan cita rasa yang khas pada kuahnya. Beberapa resep juga menambahkan bumbu tambahan seperti cabai dan kunyit untuk memberikan warna dan rasa yang lebih menarik.

Cara pembuatan : Untuk membuat palumara, ikan yang telah dipotong kecil direbus dalam air bersama dengan rempah-rempah dan bumbu-bumbu lainnya. Proses perebusan ini memungkinkan rempah-rempah dan bumbu-bumbu meresap ke dalam ikan dan memberikan rasa yang kaya dan lezat pada kuahnya. Setelah ikan matang, palumara disajikan dengan kuah panas dan ditaburi dengan bawang merah goreng dan seledri cincang sebagai hiasan.

Penyajian : Palumara biasanya disajikan dengan nasi putih hangat sebagai pendampingnya. Hidangan ini juga sering disajikan bersama dengan sambal terasi atau kecap manis, yang dapat menambahkan cita rasa yang lebih kaya. Beberapa variasi palumara juga menambahkan bahan tambahan seperti sayuran hijau atau kacang panjang untuk memberikan tekstur dan keanekaragaman pada hidangan.

Warisan budaya : Palumara adalah bagian penting dari budaya kuliner Makassar dan merupakan salah satu hidangan yang paling terkenal dari daerah tersebut. Hidangan ini juga sering dihidangkan dalam acara-acara pernikahan, upacara adat, dan acara-acara besar lainnya. Rasanya yang kaya dan gurih membuat palumara menjadi favorit di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan yang mengunjungi Sulawesi Selatan.

 

18. Pisang Epe kuliner khas Sulawesi Selatan

11 Makanan Khas Sulawesi Selatan Paling Dicari, Wajib Coba Nih!

Pisang epe merupakan salah  satu makanan khas Sulawesi Selatan yang ketika ini hanya mampu ditemui di Makassar atau tepatnya di daerah Pantai Losari. Kuliner yang satu ini cukup populer bagi rakyat sebab penyajiannya yang terbilang unik.

Epe pada bahasa lokal Makassar berarti jepit atau dipipihkan. makanan spesial   Sulsel ini menggunakan pisang raja yang dibakar memakai alat pres atau penjepit.

Menikmati pisang epe pun mempunyai pilihan rasa sinkron kesukaan. Pilihan yang paling awam ialah menggunakan gula merah cair. Namun, Anda juga mampu menentukan menggunakan topping lain seperti keju, cokelat, susu, atau mampu juga mengkombinasikan seluruh topping.

Soal harga Anda tidak perlu khawatir. untuk mampu mencicipi kuliner khas Sulsel ini Anda hanya perlu mengeluarkan uang mulai Rp 10.000 sampai Rp 15.000 saja. Murah bukan?

 

19. Nasu Palekko 

Makanan spesial Sulawesi Selatan yang tidak kalah beken artinya Nasu Palekko. makanan olahan bebek cincang ini mempunyai rasa pedas yang nendang serta bikin ketagihan. Nasu Palekko atau Bebek Palekko ini asal dari bahasa lokal Bugis-Makassar. Nasu artinya masak serta palekko artinya wajan atau kuali berasal tanah. Bahkan dasarnya memakai bebek.

Bagi pencinta pedas tentu saja tidak ingin melewatkan makanan spesial   Sulawesi Selatan yang satu ini. Cita rasa yang ditawarkan dengan perpaduan rempah seperti jahe, kunyit, sereh, serta lengkuas akan membentuk aromanya kian menggiurkan.

ketika ini telah poly masyarakat yang membuka perjuangan makanan Nasu Palekko. biasanya dijual seporsi atau satu ekor menggunakan harga Rp100.000-an. akan tetapi terdapat juga yang menjualnya menggunakan porsi mungil dengan harga mulai Rp15.000-an.

 

20. Ikan Bakar Parape

Ikan bakar parape masuk pada formasi makanan spesial   Sulawesi Selatan yang selalu dicari penikmat seafood. Cita rasa yang ditawarkan asal ikan bakar ini terdapat di bumbunya yang kaya akan rempah.

Olahan ikan ini mempunyai cita rasa pedas, asam, anggun, dan  tentunya bikin ketagihan. Jenis ikan yang biasa dipergunakan bergantung selera, mulai dari baronang, cepa, serta sebagainya.

Bumbu yang digunakan dalam hidangan ikan bakar parape relatif beragam. Mulai dari bawang merah, bawang putih, jahe, gula merah, kemiri, sampai air asam dicampur menjadi satu. Ikan bakar parape bisa ditemui pada beberapa warung makan seafood di Makassar. Harganya mulai berasal kisaran Rp40.000-an.

 

21. Mie Titi

Olahan mi kering yang dikenal dengan sebutan mie titi merupakan makanan spesial   Sulawesi Selatan yang juga paling diburu penikmat makanan. makanan ini tersaji menggunakan kuah kental yang khas bersama menggunakan sayur-sayuran serta beberapa varian topping.

Di Makassar, Anda mampu menikmati mie titi menggunakan pilihan varian seperti ayam, seafood, sampai daging sapi. Bergantung selera. Harga mie titi jua terbilang murah. buat satu porsi hanya dibanderol Rp 30.000-an.

 

22. Nasu Likku 

Makanan spesial   Sulawesi Selatan selanjutnya merupakan Nasu Likku. Hidangan yang satu ini mirip seperti rendang ayam. namun bedanya nasu likku jauh lebih kering.

Hidangan ayam berempah ini hanya dibaluri kelapa yang sebelumnya sudah dicampur dengan parutan lengkuas. Tekstur ayam jua lebih empuk serta gurih, karena sudah dimasak beserta lengkuas.

Rasa legit lezat asal nasu likku ini tidak lepas asal kiprah santan serta adonan lengkuas yang sedap. Bagi pencinta makanan tentu tidak ingin melewatkan buat mencicipi hidangan ini. Harga satu porsi nasu likku terbilang murah. Anda hanya perlu mengeluarkan uang mulai dari Rp 20.000-an buat bisa menikmati kelezatannya.

 

23. Songkolo Bagadang 

Songkolo bagadang galat satu makanan khas Sulawesi Selatan yang wajib  dicoba. Songkolo atau juga kerap dianggap sokko dalam bahasa Bugis, merupakan hidangan nasi ketan hitam atau putih yang ditabur menggunakan parutan kelapa sangrai yang sudah dicampur dengan gula aren.

 

24. Sarabba

Sarabba ialah minuman khas suku Bugis yang banyak tinggal di Makassar dengan bahan pembuatan meliputi jahe, gula aren, merica bubuk, kuning telur, serta santan. Kombinasi tersebut hendak memunculkan minuman dengan rasa hangat pedas manis sehingga sangat sesuai diminum dikala cuaca dingin.

Warna yang dihasilkan berkat percampuran bahan tersebut merupakan cokelat, tetapi tidak sangat pekat. Harga buat minuman yang bisa dengan gampang ditemui di Makassar ini cuma 8 ribu hingga 10 ribu rupiah saja per satu gelasnya.

Rasa dari sarabba sangat khas serta dikatakan sanggup menaikkan energi dan dapat menghangatkan badan. Belum lagi penyakit semacam flu serta masuk angin dapat dengan lekas ditangkal sehabis meminumnya.

Untuk yang mau menikmatinya, tiba saja ke salah satu tempat penjualannya di Jalur Sungai Cerekang, Makassar yang senantiasa ramai didatangi. Namun, apabila mau menikmati sarabba di rumah, beli saja kemasan saset sarabba supaya instan terbuat dimanapun.

 

25. Burasa

Sudah dikatakan di atas tentang burasa ialah olahan yang dibuat dari beras dengan santan yang dibalut daun pisang. Ukurannya sendiri memanglah lebih kecil dari lontong, sehingga terdapat pula yang menyebutnya dengan panggilan lontong bersantan.

Nama yang lain yang tidak kalah populer merupakan buras serta lapat, tetapi nama burasa hendak senantiasa jadi nama yang sangat diketahui serta menempel pada panganan ini.

Santapan asli warga Bugis Sulawesi Selatan tersebut mempunyai wujud pipih tetapi kerap dimakan bersama dengan coto makassar ataupun opor ayam, spesialnya dikala lebaran ataupun hari raya Idul Fitri.

Metode buat buatnya pula terkategori gampang, ialah pertama- tama dengan merebus beras yang sudah dicampur dengan santan hingga lembek. Nantinya hendak dibungkus mengenakan daun pisang yang ditali memakai tali rafia yang nantinya dapat langsung direbus hingga matang.

Santapan ini sanggup bertahan sepanjang 2 hari, sehingga sangat pas dibawa selaku bekal santapan dikala ekspedisi. Memakannya pula tidak sulit, tidak hanya selaku sahabat makan, pula dapat dimakan secara langsung ataupun ditemani sambal serta telur rebus.

Saat ini, burasa sudah menyebar hingga luar Sulawesi Selatan, sebab sudah hingga Gorontalo, Kalimantan, sampai Malaysia.

 


PESONANYA PULAU SULAWESI SELATAN

  Selamat Datang di cerita Anak Sulawesi Selatan    Selamat   datang di vlog cerita anak Sulawesi Selatan,   Disini saya membuat vlog ini un...